Kamis, 13 November 2014

The Essay of Social Psychology about Thesis Procrastinator (Esai Psikologi Sosial tentang Prokrastinator Skripsi)

The Essay of Social Psychology about Thesis Procrastinator (Esai Psikologi Sosial tentang Prokrastinator Skripsi)

PROKRASTINATOR SKRIPSI
Muti’ah Isnaeni
G0113071
Mahasiswa Program Studi Psikologi
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Skripsi? Apa itu skripsi? Mungkin istilah ini tidak asing bagi mahasiswa apalagi mahasiswa tingkat akhir. Ya. Inilah the big challenge-nya mahasiswa untuk bisa mendapatkan gelar Sarjana S1.
Kakak tingkat saya pernah curhat bahwa mengerjakan skripsi itu harus sabar dan istiqomah, kenapa? Karena kita akan mengalami masa - masa kesulitan yang menantang dalam pengerjaan skripsi ini katanya. Contohnya, kesulitan dalam mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari buku bacaan dan bahan literatur, keterbatasan dana, atau sulit menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan tersebut meningkatkan kerentanan mahasiswa terkena stress, merasa rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi kemudian yang pada akhirnya menyebabkan penyusunan skripsi menjadi molor bahkan mungkin tidak terselesaikan.
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menjalani pendidikan di perguruan tinggi baik di universitas, akademi ataupun institut. Kebanggaan sekaligus tantangan bagi individu ketika berhasil menyandang gelar mahasiswa ini setelah menempuh pendidikan di bangku SMA. Harapan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh mahasiswa jelas berbeda dengan anak SMA lagi. Diharapkan mahasiswa mampu membangun dan mensejahterakan bangsa karena mahasiswa merupakan generasi-generasi muda yang menjadi penerus untuk kemajuan bangsa. Itulah sebabnya banyak tugas-tugas yang harus dicapai seorang mahasiswa.
Dalam teori perkembangan Havighurst tugas-tugas perkembangan pada masa ini adalah melakukan suatu pekerjaan, menikah, membangun suatu keluarga, mendidik anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok kelompok tertentu. Dalam melaksanakan peran tersebut tentulah banyak sekali hambatan dan tantangannya. Begitu pula sebagai mahasiswa tentulah banyak sekali tugas-tugas akademik yang harus dikerjakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut seringkali mahasiswa melakukan penundaan pengerjaan tugas.
Keterlambatan kelulusan mahasiswa juga sangat merugikan Pemerintah yang melakukan subsidi pendidikan untuk mahasiswa.Dari segi materiil, pemerintah melakukan subsidi untuk mahasiswa yang terlambat lulus di seluruh Indonesia hingga mencapai 8 triliun rupiah. (Kaltim Post, 21 Desember 2012). Selain itu, kesulitan penyelesaian skripsi rentan disertai dengan ketidakjujuran akademik seperti adanya jasa pembuatan skripsi sampai dengan jual beli gelar yang tentu saja sangat merugikan nama baik Perguruan Tinggi (Pattisina, Febriane & Ivvaty, 2005).
Skripsi
Skripsi adalah tugas akhir perkuliahan yang harus dihadapi oleh mahasiswa sebagai syarat mutlak untuk kelulusan seorang mahasiswa dalam menempuh pendidikan S1 dan mendapat gelar Sarjana. Kebanyakan mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir ini mengalami kesulitan - kesulitan. Hal seperti ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang lulus tidak tepat pada waktunya bahkan putus kuliah dikarenakan melakukan penundaan dalam memulai dan mengerjakan skripsi. Penundaan yang dilakukan oleh mahasiswa ini banyak menimbulkan masalah karena dengan melakukan penundaan, skripsi tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya sehingga lebih banyak mengeluarkan biaya, waktu dan kesempatan yang terbuang sia-sia. Kejadian seperti ini disebut dengan istilah prokrastinasi.
Prokrastinasi Akademik
Pada lingkungan akademik juga cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi di kalangan mahasiswa. Salah satu tugas akademik yang menjadi sasaran prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah skripsi. Ellis dan Knaus (1977) memperkirakan bahwa 95 % mahasiswa melakukan penundaan atau prokrastinasi yang terlihat dari performansi dalam perkuliahan yang mereka tunjukkan.
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”. yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Burka & Yuen, 2008: 5). Burka & Yuen (2008: 6), kata prokrastinasi yang ditulis dalam American College Dictionary, memiliki arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas dan dilaksanakan pada lain waktu.
Prokrastinasi akademis merupakan kecenderungan individu untuk menunda untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas akademis (Milgram, Batori, &Mowrer, 1993, dalam Pychyl, 2001). Solomon&Rothblum (1984) menyatakan terdapat 6 area akademik yaitu tugas mengarang (membuat paper), belajar dalam menghadapi ujian, membaca buku penunjang, tugas-tugas administratif penunjang proses belajar ,menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secara keseluruhan.
Dalam penelitian Solomon, Rothblum, dan Mukarami tahun 1986 kepada sebanyak 379 subjek yang merupakan mahasiswa, menyatakan bahwa prokrastinasi yang terjadi pada subjek mahasiswa tergolong tinggi yaitu sebesar 40,6 %. 2 tahun sebelumnya, mereka melakukan penelitian tentang hal yang sama dan hasilnya adalah 46% dari 342 subjek paling tinggi melakukan prkastinasi penulisan makalah. Penelitian ini menggunakan skala yang namanya adalah Procastination Assessment Scale-Student (PASS) yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum sendiri tahun 1984 yang digunakan untuk mengukur faktor penyebab prokrastinasi. PASS ini masih digunakan hingga sekarang untuk penelitian mengenai prokrastinasi.
Ferrari, dkk.(1995) menyatakan ciri-ciri prokrastinasi dalam menyusun skripsi adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan skripsi, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dalam mengerjakan skripsi, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan pengerjaan skripsi yang harus dikerjakan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu misalnya fatigue (keletihan). Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak (Bruno, 1998: Milgram, dalam Ferrari, dkk, 1995). Dan kondisi psikologis, menurut Milgram, dkk (dalam Rizvi, 1998). Trait kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang tercernmin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial.
Faktor ekternal meliputi gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan. Gaya pengasuhan orang tua, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferrari dan Ollivete, mengemukakan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak wanita. Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan avoidance procratination menghasilkan anak wanita yang memiliki kecenderungan untuk melakukan avoidance procratination pula. Kemudian lingkungan, lingkungan yang laten procranasi  akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan  daripada lingkungan yang perlu pengawasan ( Millgram, dkk. Dalam Rizvi,1998). Tingkat atau level sekolah, juga apakah sekolah terletak di desa ataupun kota tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi seseorang.
Ferrari dkk (1995) menyampaikan bahwa sebagai suatu perilaku prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertemtu yang dapat diukur dan diamati. Adapun ciri-cirinya, yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan pekerjaan pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam pengerjaan tugas. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam megngerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang ditentukan sebelumnya, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendendiri, dan melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Individu yang mengalami prokrastinasi atau prokastinator sebenarnya bukan karena menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapinya. Akan tetapi hanya saja individu mengalihkan pikiran dan perhatiannya sehingga menunda waktu mengerjakannya yang menyebabkan kegagalan dalam menyelesaikan skripsi tepat waktu. Fokus utama dalam diri individu bukan lagi pada kuliah dan menyelesaikan tugas akhir mereka, tetapi pada kegiatan lain yang lebih menyenangkan. Hal inilah yang menyebabkan skripsi mereka menjadi terlantar karena mahasiswa lebih menikmati aktivitas lain yang dianggap membawa kesenangan bagi mereka ketimbang harus menyelesaikan tugas akhirnya, sehingga disisi lain mereka juga menganggap tugas akhir kuliah dapat dikerjakan kapan saja karena tidak memiliki batasan waktu yang telah ditentukan.

Daftar Pustaka
Ejournal Psikologi, 2013, 1 (3): 280-291. Hubungan Antara Orientasi Masa Depan Dengan Prokrastinasi Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman Samarinda. Kumala Ayu Triana. Universitas Mulawarman Samarinda.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universita sSurabaya Vol. 1 No. 1 (2012). Prokrastinasi dan Task Aversiveness Tugas Makalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Dianrika Premadyasari. Universitas Surabaya.

Makara Seri Sosial Humaniora, 2013, 17(1): 1-18. Prokrastinasi Akademik dan Self-Control pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Nela Regar Ursia, Ide Bagus Siaputra*, dan Nadia Sutanto. Universitas Surabaya.

Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006. Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Stres Mahasiswa. Rumiani. Universitas Islam Indonesia.

Mu’tadin, Zainun. (2002). Kesulitan menulis skripsi. http://www.e-psikologi.com/lain-lain/zainun.htm

Prosiding SnaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora. Gambaran Faktor Penyebab Prokrastinasi pada Mahasiswa Prokastinator yang Mengontrak Skripsi. Siti Qadariyah, Sukati Hilmi Manan, Dwi Prameisi Ramdhayani. Universitas Islam Bandung.