Kost PUTRI cocok
untuk Anda (perempuan) yang kini sedang kuliah maupun bekerja di Kota
Pekalongan. Dengan harga yang relatif terjangkau yaitu 275.000,- per
bulan, Anda mendapatkan fasilitas yang insyaAllah lengkap, seperti
tempat tidur luas, meja, almari pakaian, kamar mandi luar dan bagi Anda yg hobi masak juga tersedia dapur disini. KOST
Putri terletak di dekat pusat kota yang sangat strategis, yaitu di
Jl. KHM Mansur, Bendan Kergon Gang 2 No. 12 Kota Pekalongan. KOST
PUTRI ini kamarnya tegolong cukup luas yaitu 3x3 m. Disini terdiri
dari 3 kamar dan memiliki tempat parkir yang luas. Jika Anda berminat
langsung saja Hubungi Bapak Yusuf 08156594961 (Telp / Sms / WA) /
Saudara Ian 089671827503 (Telp / Sms / WA)
Sepintas Segores Sekian
Selasa, 03 April 2018
Minggu, 17 Januari 2016
KOST PUTRA "Kota Pekalongan", Harga Murah
Kost PUTRA cocok untuk Anda (Laki-laki) yang kini sedang kuliah maupun bekerja di Kota Pekalongan. Dengan harga yang relatif terjangkau yaitu 250.000,- per bulan, Anda mendapatkan fasilitas yang insyaAllah lengkap, seperti tempat tidur luas, meja, almari pakaian, dan kamar madi dalam, serta dilengkapi pula tempat nonton TV bersama. KOST Putra terletak di dekat pusat kota yang sangat strategis, yaitu di Jl. KHM Mansur, Bendan Kergon Gang 2 No. 20 Kota Pekalongan. KOST PUTRA ini kamarnya tegolong cukup luas dengan suasana diluar kos yang terbuka (tidak pengap karena di dalam rumah). Disini terdiri dari 9 kamar dan meiliki tempat parkir yang luas. Jika Anda berminat langsung saja Hubungi Bapak Yusuf 08156594961 (HP) / (0285) 428291 (Telpon Rumah).
Halaman KOS yang Asri
Fasilitas Meja
Tempat Nonton TV Bersama
TV
Kamar Kos-Kamar Mandi Dalam
Fasilitas Almari, Capstock
Tempat Tidur
So, tunggu apa lagi.... silahkan datang langsung atau hubungi Bp. Yusuf di 08156594961 atau (0285)428291.
Kamis, 13 November 2014
The Essay of Social Psychology about Thesis Procrastinator (Esai Psikologi Sosial tentang Prokrastinator Skripsi)
The Essay of Social Psychology about Thesis Procrastinator (Esai Psikologi Sosial tentang Prokrastinator Skripsi)
PROKRASTINATOR SKRIPSI
Muti’ah Isnaeni
G0113071
Mahasiswa Program
Studi Psikologi
Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Skripsi?
Apa itu skripsi? Mungkin istilah ini tidak asing bagi mahasiswa apalagi
mahasiswa tingkat akhir. Ya. Inilah the big challenge-nya mahasiswa untuk bisa
mendapatkan gelar Sarjana S1.
Kakak
tingkat saya pernah curhat bahwa mengerjakan skripsi itu harus sabar dan
istiqomah, kenapa? Karena kita akan mengalami masa - masa kesulitan yang
menantang dalam pengerjaan skripsi ini katanya. Contohnya, kesulitan dalam mencari
judul untuk skripsi, kesulitan mencari buku bacaan dan bahan literatur,
keterbatasan dana, atau sulit menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan
tersebut meningkatkan kerentanan mahasiswa terkena stress, merasa rendah diri,
frustrasi, kehilangan motivasi kemudian yang pada akhirnya menyebabkan
penyusunan skripsi menjadi molor bahkan mungkin tidak terselesaikan.
Mahasiswa
adalah seseorang yang sedang menjalani pendidikan di perguruan tinggi baik di
universitas, akademi ataupun institut. Kebanggaan sekaligus tantangan bagi
individu ketika berhasil menyandang gelar mahasiswa ini setelah menempuh
pendidikan di bangku SMA. Harapan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
mahasiswa jelas berbeda dengan anak SMA lagi. Diharapkan mahasiswa mampu
membangun dan mensejahterakan bangsa karena mahasiswa merupakan
generasi-generasi muda yang menjadi penerus untuk kemajuan bangsa. Itulah
sebabnya banyak tugas-tugas yang harus dicapai seorang mahasiswa.
Dalam
teori perkembangan Havighurst tugas-tugas perkembangan pada masa ini adalah melakukan
suatu pekerjaan, menikah, membangun suatu keluarga, mendidik anak, memikul tanggung
jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok kelompok
tertentu. Dalam melaksanakan peran tersebut tentulah banyak sekali hambatan dan
tantangannya. Begitu pula sebagai mahasiswa tentulah banyak sekali tugas-tugas
akademik yang harus dikerjakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut seringkali
mahasiswa melakukan penundaan pengerjaan tugas.
Keterlambatan
kelulusan mahasiswa juga sangat merugikan Pemerintah yang melakukan subsidi
pendidikan untuk mahasiswa.Dari segi materiil, pemerintah melakukan subsidi
untuk mahasiswa yang terlambat lulus di seluruh Indonesia hingga mencapai 8
triliun rupiah. (Kaltim Post, 21 Desember 2012). Selain itu, kesulitan
penyelesaian skripsi rentan disertai dengan ketidakjujuran akademik seperti
adanya jasa pembuatan skripsi sampai dengan jual beli gelar yang tentu saja
sangat merugikan nama baik Perguruan Tinggi (Pattisina, Febriane & Ivvaty,
2005).
Skripsi
Skripsi
adalah tugas akhir perkuliahan yang harus dihadapi oleh mahasiswa sebagai syarat
mutlak untuk kelulusan seorang mahasiswa dalam menempuh pendidikan S1 dan
mendapat gelar Sarjana. Kebanyakan mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir ini
mengalami kesulitan - kesulitan. Hal seperti ini dapat dilihat dari banyaknya
mahasiswa yang lulus tidak tepat pada waktunya bahkan putus kuliah dikarenakan
melakukan penundaan dalam memulai dan mengerjakan skripsi. Penundaan yang
dilakukan oleh mahasiswa ini banyak menimbulkan masalah karena dengan melakukan
penundaan, skripsi tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya sehingga lebih
banyak mengeluarkan biaya, waktu dan kesempatan yang terbuang sia-sia. Kejadian
seperti ini disebut dengan istilah prokrastinasi.
Prokrastinasi
Akademik
Pada
lingkungan akademik juga cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi
di kalangan mahasiswa. Salah satu tugas akademik yang menjadi sasaran
prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah skripsi. Ellis dan Knaus
(1977) memperkirakan bahwa 95 % mahasiswa melakukan penundaan atau
prokrastinasi yang terlihat dari performansi dalam perkuliahan yang mereka
tunjukkan.
Istilah
prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan “pro”
yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”.
yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi
menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Burka & Yuen, 2008: 5).
Burka & Yuen (2008: 6), kata prokrastinasi yang ditulis dalam American
College Dictionary, memiliki arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan
tugas dan dilaksanakan pada lain waktu.
Prokrastinasi
akademis merupakan kecenderungan individu untuk menunda untuk memulai atau
menyelesaikan tugas-tugas akademis (Milgram, Batori, &Mowrer, 1993, dalam
Pychyl, 2001). Solomon&Rothblum (1984) menyatakan terdapat 6 area akademik
yaitu tugas mengarang (membuat paper), belajar dalam menghadapi ujian,
membaca buku penunjang, tugas-tugas administratif penunjang proses belajar
,menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secara keseluruhan.
Dalam
penelitian Solomon, Rothblum, dan Mukarami tahun 1986 kepada sebanyak 379
subjek yang merupakan mahasiswa, menyatakan bahwa prokrastinasi yang terjadi
pada subjek mahasiswa tergolong tinggi yaitu sebesar 40,6 %. 2 tahun
sebelumnya, mereka melakukan penelitian tentang hal yang sama dan hasilnya
adalah 46% dari 342 subjek paling tinggi melakukan prkastinasi penulisan
makalah. Penelitian ini menggunakan skala yang namanya adalah Procastination
Assessment Scale-Student (PASS) yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum
sendiri tahun 1984 yang digunakan untuk mengukur faktor penyebab prokrastinasi.
PASS ini masih digunakan hingga sekarang untuk penelitian mengenai prokrastinasi.
Ferrari,
dkk.(1995) menyatakan ciri-ciri prokrastinasi dalam menyusun skripsi adalah
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi yang dihadapi,
keterlambatan dalam mengerjakan skripsi, kesenjangan waktu antara rencana dan
kinerja aktual dalam mengerjakan skripsi, dan melakukan aktivitas lain yang
lebih menyenangkan daripada melakukan pengerjaan skripsi yang harus dikerjakan.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
kondisi fisik berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu misalnya
fatigue (keletihan). Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang
tidak (Bruno, 1998: Milgram, dalam Ferrari, dkk, 1995). Dan kondisi psikologis,
menurut Milgram, dkk (dalam Rizvi, 1998). Trait kepribadian individu yang turut
mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang
tercernmin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan
sosial.
Faktor
ekternal meliputi gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan. Gaya
pengasuhan orang tua, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferrari dan
Ollivete, mengemukakan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan
munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada subjek
penelitian anak wanita. Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan avoidance
procratination menghasilkan anak wanita yang memiliki kecenderungan untuk
melakukan avoidance procratination pula. Kemudian lingkungan, lingkungan yang
laten procranasi akademik lebih banyak
dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada lingkungan yang perlu pengawasan (
Millgram, dkk. Dalam Rizvi,1998). Tingkat atau level sekolah, juga apakah
sekolah terletak di desa ataupun kota tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi
seseorang.
Ferrari
dkk (1995) menyampaikan bahwa sebagai suatu perilaku prokrastinasi akademik
dapat termanifestasikan dalam indikator tertemtu yang dapat diukur dan diamati.
Adapun ciri-cirinya, yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan
pekerjaan pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam pengerjaan tugas. Orang
yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu
yang dibutuhkan pada umumnya dalam megngerjakan tugas, kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja aktual. Seorang prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang ditentukan sebelumnya, baik
oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendendiri, dan
melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang
harus dikerjakan.
Individu
yang mengalami prokrastinasi atau prokastinator sebenarnya bukan karena
menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapinya. Akan tetapi
hanya saja individu mengalihkan pikiran dan perhatiannya sehingga menunda waktu
mengerjakannya yang menyebabkan kegagalan dalam menyelesaikan skripsi tepat
waktu. Fokus utama dalam diri individu bukan lagi pada kuliah dan menyelesaikan
tugas akhir mereka, tetapi pada kegiatan lain yang lebih menyenangkan. Hal
inilah yang menyebabkan skripsi mereka menjadi terlantar karena mahasiswa lebih
menikmati aktivitas lain yang dianggap membawa kesenangan bagi mereka ketimbang
harus menyelesaikan tugas akhirnya, sehingga disisi lain mereka juga menganggap
tugas akhir kuliah dapat dikerjakan kapan saja karena tidak memiliki batasan
waktu yang telah ditentukan.
Daftar
Pustaka
Ejournal
Psikologi, 2013, 1 (3): 280-291. Hubungan Antara Orientasi Masa Depan Dengan
Prokrastinasi Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman Samarinda. Kumala Ayu Triana.
Universitas Mulawarman Samarinda.
Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universita sSurabaya Vol. 1 No. 1 (2012). Prokrastinasi dan Task
Aversiveness Tugas Makalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya. Dianrika Premadyasari. Universitas Surabaya.
Makara Seri
Sosial Humaniora, 2013, 17(1): 1-18. Prokrastinasi Akademik dan Self-Control
pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Nela Regar
Ursia, Ide Bagus Siaputra*, dan Nadia Sutanto. Universitas Surabaya.
Jurnal
Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006. Prokrastinasi
Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Stres Mahasiswa. Rumiani.
Universitas Islam Indonesia.
Mu’tadin,
Zainun. (2002). Kesulitan
menulis skripsi. http://www.e-psikologi.com/lain-lain/zainun.htm
Prosiding
SnaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora. Gambaran Faktor Penyebab Prokrastinasi
pada Mahasiswa Prokastinator yang Mengontrak Skripsi. Siti Qadariyah,
Sukati Hilmi Manan, Dwi Prameisi Ramdhayani. Universitas Islam Bandung.
Jumat, 05 September 2014
Essay Esai Psikologi Sosial tentang Conformity "Kamu Cantik deh kalo Pakai Jilbab! Sebuah Konformitas"
Kamu Cantik deh kalo Pakai Jilbab!
Sebuah Konformitas
Muti’ah Isnaeni
G0113071
Mahasiswa Program
Studi Psikologi
Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Sekarang ini jilbab merupakan gaya hidup yang
tren dan umum di kalangan remaja muslim putri. Tidak seperti jaman ibu saya,
jilbab hanya digunakan oleh wanita muslim tertentu dan itu pun masih dianggap
asing dan kuno di masyarakat. Dengan berbagai model yang tidak hanya memenuhi
syar’i tetapi juga mengikuti jaman fashoin masa kini membuat jilbab kian
digemari. Ditambah dengan warna-warni jilbab dan asesoris yang menghiasinya,
seakan bisa menambah percaya diri para penggunanya.
Kita tahu manusia adalah makhluk yang bersifat
individual sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai
dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan
sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain. Begitu pula remaja, mereka mempunyai motif untuk selalu
terikat dan berinteraksi di lingkungan sosialnya. Namun, menurut saya kebanyakan
dari mereka lebih suka membuat kelompok-kelompok bermain tertentu yang seusia dengan
mereka sebagai lingkungan sosialnya dibanding berinteraksi dengan orang yang
lebih tua maupun lebih muda darinya.
Sadar
atau tidak, kelompok bermain sebaya ini memiliki pengaruh yang besar untuk bisa
mengubah perilaku kita. Mengapa? Karena tadi, kita memiliki keinginan untuk
bersama dan berinteraksi dengan orang lain. Supaya keinginan itu terwujud kita
mau tidak mau harus mematuhi norma – norma dan menyesuaikan perilaku kita di
kelompok tersebut. Perubahan perilaku ini disebut konformitas. Seperti pendapat Kiesler dan
Kiesler (dalam Rakhmat, 2000) menyatakan konformitas adalah perubahan perilaku
atau keyakinan ke arah kelompok sebagai akibat tekanan dan tuntutan kelompok,
baik tuntutan yang nyata maupun tuntutan yang hanya dibayangkan saja. Dengan mengubah perilaku kita menjadi selaras
dengan kelompok tertentu akan membuat kita lebih nyaman dan menghindarkan kita dari
celaan dalam kelompok tersebut. Nah, berhubungan dengan perilaku remaja yang
sekarang ini memakai jilbab yang bermodel-model, kemungkinan faktor tekanan
dari kelompok bermain sebaya bisa menjadi alasannya.
Sekarang
pertanyaannya adalah manakah alasan utama remaja muslim putri memutuskan untuk
berjilbab? Sebagai jembatan agar mau berjilbab tanpa takut dibilang kuno?
Ataukah adanya tekanan untuk berjilbab dari kelompok bermain sebayanya?
Teori Konformitas, Penyesuaian Diri Paling Aman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuatnya konformitas dalam suatu kelompok yang mempengaruhi perilaku individu. Penelitian ini dipelopori oleh Solomon Asch pada tahun 1951 (1951, 1955 dalam Baron, Branscombe, Byrne,2008). Asch melakukan eksperimen dengan cover story partisipan akan ikut serta dalam tes psikologi tentang penilaian visual. Partisipan sebelumnya diberikan 2 kartu yang gambarnya garis, kartu pertama berisi 1 garis standar dan yang lain berisi beberapa garis yang panjangnya berbeda. Mereka kemudian diberi pertanyaan, “Mana garis yang sama dengan garis standar ?”
Eksperimen ini dimulai ketika 8 orang partisipan masuk ke dalam
ruangan. Namun sesungguhnya 7 partisipan
diantaranya merupakan confederates , yaitu asisten peneliti yang bertugas
“membelokan” jawaban si partisipan yang asli. Jawaban dari pertanyaan diatas
disampaikan secara verbal oleh seluruh partisipan dan secara sengaja partisipan
yang asli diletakkan di urutan terakhir untuk menjawab. Skenario berjalan,
confederate diminta Asch untuk memberikan jawaban dengan suara lantang sebelum
partisipan memberikan jawabannya. Para confederates memberikan jawaban salah
yaitu “B” sedangkan partisipan memberikan jawaban benar yaitu “C”. Hal ini
dilakukan berulang kali hingga 18 kali. Pada waktu tertentu partisipan yang
tadinya memberikan jawaban yang benar kemudian beralih mengikuti jwaban
mayoritas di sekelilingnya. Dari seluruh partisipan yang terlibat dalam
eksperimen ini, 76% mengikuti jawaban salah dari confederates. Ketika para partisipan
ditanyai setelah eksperimen ini, sebagian besar dari mereka mengaku tidak sreg
pada jawaban mayoritas namun tetap menjawab B karena takut dianggap aneh atau
dicemooh. Sedangkan sebagian kecil dari mereka berkata kalau mereka benar-benar
mengira bahwa jawaban B adalah benar padahal itu jelas – jelas salah.
Dari eksperimen yang dilakukan oleh Solomon Asch ini membuktikan
bahwa seseorang cenderung melakukan konformitas di tengah tekanan kelompok yang
mereka rasakan dan mengikuti penilaian
orang lain untuk menghindari celaan kelompok kepadanya.
Sarwono menjelaskan konformitas merupakan bentuk perilaku sama dengan
orang lain, yang didorong dengan keinginan diri sendiri.
Konformitas dapat dilihat dari perubahan perilaku atau keyakinan karena adanya
tekanan dari kelompok. Dasar utama dari
konformitas adalah ketika inidvidu melakukan aktivitas dimana terdapat tendensi
yang kuat untuk melakukan sesuatu yang sama dengan yang lainnya, walaupun
tindakan tersebut merupakan cara-cara yang menyimpang (Siswati dan Masykur,
2011). Menurut penelitian Ross, Bierbaner & Stoffman
(1976) : apabila ada perbedaan pendapat antara seseorang dengan kelompoknya,
akan timbul perasaan tidak enak dalam diri orang tersebut. Dalam kondisi yang
demikian, jalan yang paling aman adalah konformi. Kecenderungan demikian ini
dapat terjadi apabila individu tersebut tidak dapat memberikan jawaban yang
rasional, mengapa ada perbedaan pendapat seperti itu.
Setelah kita memahami eksperimen tentang konformitas diatas,
betapa kuatnya pengaruh sosial terhadap perilaku yang muncul di diri kita
sampai-sampai pengaruh tersebut bisa membutakan kita atas jawaban mana yang
benar dan mana yang salah. Apalagi ajakan untuk berjilbab, hal ini memang sudah
kewajiban seorang muslim untuk melaksanakannya ditambah lagi pengaruh sosial
kelompok yang kebanyakan dari mereka berjilbab. Maka akan sangat mudah remaja
melakukan konformitas memakai jilbab karena anggota yang lain sudah menggunakan
jilbab duluan. Dibalik hebatnya konformitas ini pasti ada faktor-faktor yang
dapat mendukung keberhasilan teori ini. Menurut saya ada 4 faktor terbesar,
antara lain:
Pertama, besar
kecilnya kelompok. Semakin besarnya ukuran kelompok akan membuat konformitas
semakin mudah terjadi. Bayangkan jika eksperimen tadi hanya ada 1 confederate.
Partisipan yang asli beranggapa bahwa orang itu yang salah, tapi jika jumlah
confederate ditambah menjadi 7 maka partisipan tersebut akan berpikir apakah
dirinya salah. Jadi, ukuran kelompok mempengaruhi tekanan yang dirasakan
individu untuk bersikap konformi atau tidak. Begitu pula dalam kelompok remaja
yang katanya alim, modis/fashionable dan berjilbab. Semakin banyak anggota di
kelompok tersebut maka semakin besar individu untuk melakukan konformitas.
Kedua, kekonsistenan perilaku kelompok. Setiap
confederate dalam eksperimen ini bertugas secara konsisten untuk memberikan
jawaban yang salah. Secara otomatis partisipan akan merasa bingung sekaligus
tertekan dengan jawaban yang tidak sesuai dengan pendapatnya. Maka untuk
mengatasinya partisipan akan melakukan konformitas dengan pendapat orang lain. Seorang yang memutuskan untuk memakai jilbab yang fasionable pasti
sebelumnya melihat kekonsistenan anggota kelompok dahulu. Satu saja anggota
kelompok yang tidak konsisten akan mengurangi tingkat konformitas pada individu
tersebut begitu pula sebaliknya.
Ketiga, komitmen kepada kelompok. Commitment
(Komitmen) adalah kekuatan baik itu positif atau negatif, yang membuat individu
tetap berhubungan atau tetap setia dalam kelompok. Kekuatan positif yang
memancing individu untuk masuk ke dalam kelompok remaja muslim yang berjilbab
adalah rasa suka karena kelompok tersebut memiliki tujuan yang baik, kelompok
tersebut sangat fashionable dan modis, dll. Semakin besar komitmen seseorang
terhadap kelompok, semakin besar tekanan ke arah konformitas terhadap standar
kelompok.
Keempat, Kepercayaan diri. Dalam eksperimen diatas,
banyak diantara partisipan yang goyah akan pendiriannya menjawab benar
pertanyaan dikarenakan confederate kebanyakan menjawab yang salah. Kegoyahan
inilah yang memicu partisipan untuk mengevaluasi jawabannya kembali. Seperti
yang dijelaskan pada Social Comparison Theory oleh Leon Festinger (dalam
Calhoun, 1990). Teori ini beranggapan bahwa individu mengevaluasi pendapat atau
penilaiannya sendiri dengan membandingkan dengan pendapat atau penilaian orang
lain. Menurut teori ini pula seorang akan konform
dengan kelompoknya jika ia menilai bahwa kelompok tersebut adalah benar dan dia
merasa takut kalau ditolak. Jadi, semakin rendah kepercayaan diri seseorang
akan semakin mengarahkan perilakunya ke arah konform dengan kelompoknya. Sama
halnya jika kita dalam kelompok remaja yang berjilbab modis sedang kita sebagai
anggota tidak berjilbab aau berjilbab tapi kuno. Pasti akan tibul perasaan
tidak percaya diri karena kita berbeda dari yang lain. Maka, untuk mengatasinya
kita melakukan konformitas untuk menaikkan percaya diri kita dalam kelompok
tersebut.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Percobaan_konformitas_Asch diakses
pada 10 Mei 2014
http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-34844.html diakses
pada 10 Mei 2014
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 01, No.01, Januari 2013. Konsep
Diri dengan Konformitas pada Komunitas Hijabers. Mutia Andriani. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hand-out
Psikologi Sosial #9 Pengaruh Sosial 2008. Universitas Gadjah Mada.
KARYA TULIS "HIPNOSIS SEBAGAI MEDIA PENYEMBUHAN INSOMNIA"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang ditandai
dengan sulit tidur. Orang dengan insomnia memiliki satu atau lebih dari gejala
seperti, sering bangun pada malam hari dan mengalami kesulitan untuk tidur
kembali, bangun terlalu dini di pagi hari, dan merasa lelah setelah bangun. Ada
dua macam gangguan tidur yaitu kesulitan memulai tidur (initial insomnia), biasanya disebabkan oleh adanya gangguan
emosi/ketegangan dan bangun terlalu awal (early
awakening), yaitu dapat memulai tidur dengan normal namun bangun lebih awal
dari waktu tidur biasanya, dan biasanya tidak bisa tidur lagi.
Menurut Amerika Serikat Departemen Kesehatan
dan Layanan Kemanusiaan pada tahun 2007, sekitar 64 juta orang Amerika
menderita insomnia secara teratur setiap tahun. Insomnia adalah 1,4 kali lebih
umum pada wanita dibandingkan pada pria.
Terdapat banyak sekali cara untuk mengatasi
insomnia, di pasaran Indonesia sudah dijual obat tidur bermerek lelap, beberapa
herbal dan pengobatan tradisional juga dikatakan dapat membantu menyelesaikan
masalah insomnia. Dan sekarang ini hypnosis menjadi salah satu cara yang
lumayan populer dalam membantu orang untuk mengatasi masalah insomnia,
khususnya karena hipnotis tidak memberikan efek samping seperti obat.
Istilah hypnosis
berasal dari kata hypnos yang merupakan nama dewa tidur orang Yunani.
Kata hypnos dipilih karena seseorang
yang berada dalam kondisi hipnosis kelihatannya seperti tidur. Kondisi hipnosis
tidak sama dengan tidur. Orang yang sedang tidur tidak menyadari apa yang
sedang dialami dan tidak bisa mendengar suara-suara disekitarnya. Sedangkan
orang dalam kondisi hipnosis, meskipun tubuhnya beristirahat (seperti tidur),
ia masih bisa mendengar dengan jelas dan merespon informasi yang diterimanya.
Berdasarkan fenomena tersebut, penyusun membuat
karya tulis ilmiah ini agar para pembaca dapat lebih memahami aplikasi hipnosis
dalam penyembuhan insomnia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
insomnia itu?
2.
Apakah
metode hipnosis dapat menyembuhkan insomnia?
3.
Bagaimana
keefektifan penggunaan metode hipnosis untuk menyembuhkan insomnia?
C.
Tujuan
1. Mengetahui definisi insomnia.
2. Mengetahui bahwa metode hipnosis dapat menaggulangi insomnia.
3. Mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode hipnosis untuk
menyembuhkan insomnia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Insomnia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Insomnia adalah
keadaan tidak dapat tidur karena gangguan jiwa. Insomnia atau gangguan sulit
tidur merupakan suatu keadaan seseorang dengan kuantitas dan kualitas tidur yang
kurang. Penderita insomnia sebelum tidur biasanya merasa gelisah, cemas, dan
takut yang menyebabkan mereka tidak bisa tidur nyenyak.
The National Sleep Foundation
2002''Tidur''jajak pendapat di Amerika menunjukkan bahwa 58% orang dewasa di AS
mengalami gejala insomnia beberapa malam seminggu atau lebih. Meskipun insomnia
adalah masalah tidur yang paling umum di antara sekitar satu setengah dari
orang dewasa yang lebih tua (48%), mereka kurang mungkin mengalami gejala
sering insomnia daripada rekan-rekan mereka yang lebih muda (45% vs 62%), dan
gejala mereka lebih cenderung berhubungan dengan kondisi medis, menurut jajak
pendapat 2003 orang dewasa berusia antara 55 dan 84.
Di Amerika Serikat telah
merekomendasikan sebuah obat yang disebut suvorexant, dibuat oleh Merck, sebuah
perusahaan farmasi di Whitehouse
Station, New Jersey untuk menjadi obat insomnia. Jika
disetujui oleh pemerintah Amerika Serikat, itu akan
menjadi obat insomnia yang
memblokir obat
sebelumnya yaitu orexin, suatu
neurotransmitter yang mengatur siklus
tidur-bangun.
B.
Definisi Hipnosis
Hipnosis adalah suatu kondisi mental (menurut state theory) atau
diberlakukannya peran imajinatif (menurut non-state theory). Orang yang
melakukan proses hipnosis (memberikan sugesti) terhadap subjek disebut
hipnotis. Hipnosis biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenal sebagai
induksi hipnosis, yang umumnya terdiri dari rangkaian panjang instruksi awal
dan sugesti. Sugesti hipnosis dapat disampaikan oleh seorang hipnotis di
hadapan subjek, atau mungkin dilakukan sendiri oleh subjek (Self-hipnosis). Penggunaan hipnosis untuk terapi disebut hipnoterapi,
sedangkan penggunaannya sebagai bentuk hiburan bagi penonton dikenal sebagai Stage hipnosis.
Di sebuah sumber
Kihlsrtom (1985:385) mendefinisikan hipnosis adalah suatu interaksi sosial di
mana seseorang (dinamakan subjek) berespon terhadap sugesti yang diberikan oleh
orang lain (dinamakan ahli hipnotis) untuk pengalaman yang melibatkan perubahan
persepsi, memori dan tindakan volunter.
Ada beberapa definisi
hipnosis yang dibuat oleh para ahli di bidang ini, diantaranya adalah sebagai
berikut.
1.
Hipnosis adalah suatu
kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada
seseorang, di mana seseorang yang dihipnosis bisa menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta menerima sugesti dengan tanpa perlawanan.
2.
Hipnosis adalah seni
komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya,
yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari alpha menjadi beta dan theta.
3.
Hipnosis adalah teknik
atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi trance
hipnotis
Dalam sebuah buku
Atkinson, et (2010:392) mengatakan bahwa
dalam hipnosis, subjek yang menurut dan kooperatif melepaskan kendali terhadap
perilakunya kepada ahli hipnosis dan menerima distorsi realita. Ahli hipnosis
menggunakan berbagai metode untuk menginduksi kondisi ini. Sebagai contohnya,
subjek diminta mengkonsentrasikan semua pikirannya pada seuah sasaran kecil
sambil secara parlahan – lahan menjadi relaks. Sugesti mengantuk dapat dibuat
karena , seperti tidur, hipnosis adalah keadaan relaks dimana seseorang tidak
berhubungan dengan tuntutan lingkungan yang lazim.
C. Aplikasi Hipnosis dalam Penyembuhan Insomnia
Penggunaan metode
hipnosis dalam penyembuhan insomnia bisa dilakukan dengan cara “Self Hypnosis”.
Self Hypnosis adalah menghipnosis diri sendiri dalam rangka
mengatasi masalah yang dihadapi dan dalam hal ini adalah menyembuhkan sulit
tidur atau insomnia.
Kebanyakan dari penderita insomnia merasa panik dan
khawatir akan ketidakmampuan mereka untuk tidur. Mereka takut terhadap dampak
yang ditimbulkan insomnia ini akan menganggu aktivitas mereka, kesehatan
mereka, dan lebih parah lagi bisa menyebabkan kematian. Karena insomnia juga
berawal dari kekhawatian, kecemasan dan permasalahan ditambah lagi dengan
mengerikannya dampak yang ditimbulkan, penderita insomnia semakin hari semakin
parah. Maka dari itu, kita harus mengubah dulu mindsetnya sebelum melakukan
Self Hypnosis.
Hal
– hal berikut ini sebaiknya dijadikan
bahan pertimbangan bagi pasien insomnia jika ingin melakukan Self Hypnosis,
yaitu bahwa :
1.
Tidak
pernah ada seorang pun yang meninggal dunia karena kekurangan waktu untuk
tidur, karena biasanya kalau kita kurang tidur malam ini keesokan harinya kita
akan tidur lebih banyak, akhirnya keseimbangan atau kebutuhan tidur akan
tercukupi juga.
2.
Seseorang
memiliki siklus kelelahan antara 4 sampai dengan 6 jam dan butuh istirahat
/tidur. Jika kita dapat
beristirahat/tidur maka energi akan pulih kembali.
3.
Obat
tidur bisa digunakan untuk membantu seseorang untuk tertidur. Namun, obat -
obatan semacam itu biasanya memiliki efek samping yang kurang baik bagi tubuh
atau menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
Inti
dari bahan pertimbangan atau pemikiran ini adalah bahwa insomnia adalah bukan
masalah besar dan akan mudah diatasi, asal penderita mau merubah mindsetnya.
Berikut
adalah cara untuk membantu mengatasi insomnia sebelum Self Hypnotis
dilaksanakan:
1.
Menentukan
jam tidur normal dan mandi dengan air hangat 1 jam sebelumnya.
2.
Minum
minuman hangat sebaiknya susu coklat.
3.
Jangan
pikirkan apa yang akan dilakukan besok, kalau mengganggu pikiran maka tulislah semua itu diatas kertas atau
buku harian ,kemudaian simpan dan lupakan.
4.
Menjauhi
hal - hal yang bisa menggoda. Pergilah ke tempat tidur dengan pikiran kosong,
kalau harus membaca maka bacalah buku yang membosankan agar cepat tertidur.
5.
Menjadikan
tempat tidur hanya untuk tidur, artinya kalau hendak tidur semua gangguan harus
jauh dari tempat tidur.
6.
Sebaiknya
pergi ke tempat tidur 20 menit sebelum berharap tertidur dan katakan saya mau
tidur, tidak ada lagi yang perlu saya pikirkan dan tidurlah.
7.
Membuat kamar tidur setenang mungkin.
8.
Mendegarkan
instrumentalia (musik tanpa syair) yang lembut, merdu dan bisa mengantarkan ke
peraduan.
Jika
semua ini ternyata gagal membuat s eseorang mudah tertidur berarti orang
tersebut memang punya masalah yang yang perlu dituntaskan dengan hipnosis.
Penderita insomnia bisa melakukannya sendiri (Self Hypnosis) atau
dengan bantuan hypnotirapist.
Cara Self Hypnosis adalah sebagai berikut :
Cara Self Hypnosis adalah sebagai berikut :
1.
Berbaring
dengan nyaman di sofa atau tempat tidur dan jauh dari gangguan.
2.
Berusaha
untuk melihat diri sendiri yang sedang berbaring dan mengatakan :
Saya
akan mulai berhitung dari 1 sampai ke 5 dan pada hitungan ke 5 seluruh otot - otot
tubuhku akan lemas, makin lama makin lemas, mulai dari ujung rambut sampai ke
ujung kai terasa lemas.
3.
Jika
betul - betul telah merasa lemas dan badan sudah tidak bisa digerakkan lagi, itu
tandanya penderita insomnia sudah masuk ke posisi hypnosa (terhipnotis) dan ia
mulai bisa membuat sugesti sebagai berikut :
Aku
perintahkan kepada diriku, mataku, setiap kali aku melihat bantal, diriku akan
mengantuk sekali dan aku akan segera tertidur.
Katakan kalimat
itu berulang - ulang sampai diri sendiri yakin bahwa kalimat itu sudah merasuk
kedalam alam pikiran bawah sadarnya (Your Sub Conscious Mind) dan kalau benar
maka, itulah yang akan menjadi kenyataan.
4.
Misalnya
pasangan penderita insomnia mendengkur maka sugestinya berbunyi sebagai berikut
:
Saya
perintahkan pada diri saya sendiri, apabila saya melihat dan mendengar (Suami/Isteri)
saya mendengkur maka, diri saya secara otomatis akan mengantuk luar biasa dan
segera tertidur.
5.
Jika
penderita insomnia menggunakan musik audio therapi lakukan sugesti yang
berbunyi seperti ini:
Suara
lagu ini membuat saya terkantuk, setiap nafas yang saya hirup membuat saya
terkantuk, dan semakin mengantuk, saya rasakan rasa kantuk yang luar biasa dan
segera tertidur.
Penderita
insomnia harus bersungguh – sungguh dan yakin bahwa mereka akan sembuh
dari insomnianya. Bila sudah tercapai keyakinan yang kuat niscaya sugesti –
sugesti yang diberikan akan efektif dan bekerja dengan baik hingga akhirnya si
penderita insomnia tersebut bisa tidur dengan nyenyak.
Sederhana
sekali penggunaan hopnosis ini untuk menyembuhkan insomnia, memang sesederhana
itu. Sama halnya ketika mengobati orang yang phobia, misalnya takut sama laba
laba, dalam hitungan menit bisa sembuh total, cukup satu sesi saja sudah dapat
menyelesaikan masalahnya. Maka dari itu, di dalam ilmu hipnotis selalu didengungkan :
“Your Mind Is Your Life”. Kehidupan kita tergantung kita menyikapinya,
kalau kita berpikir api itu dingin maka api itu tidak akan terasa panas.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan aplikasi hipnosis dalam penyembuhan insomnia di
atas, penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1.
Insomnia
adalah suatu gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur.
2.
Penggunaan metode hipnosis dapat menyembuhkan
gangguan sulit tidur atau insomnia.
3.
Untuk menyembuhkan insomnia, penggunaan hipnosis
lebih efektif dan lebih baik daripada obat – obatan karena selain dapat
melakukannya sendiri dengan Self Hypnosis, penggunaan hipnosis tidak
menimbulkan efek samping bagi tubuh.
B. Saran
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam penyembuhan insomnia selain menggunakan
obat – obatan. Setelah karya tulis imiah ini disusun, penyusun memberikan saran
sebagai berikut.
1.
Masyarakat khususnya penderita insomnia sebaiknya
menggunakan metode hipnosis ini dalam rangka penyembuhan insomnia.
2.
Sebaiknya penderita insomnia jangan terlalu khawatir
dampak insomnia dan segera mengubah mindset-nya bahwa insomnia ini adalah
gangguan tidur biasa dan mudah disembuhkan. Sehingga insomnia ini menjadi benar
– benar mudah untuk disembuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson (et al) Pengantar Psikologi Jilid 1. (Penterjemah: Wijaya
Kusuma)
http://www.duniahipnotis.com/about-hypnosis/whats-new-in-15/cases/108-mengatasi-insomnia-dengan-hipnoterapi.html
http://www.klinikhipnotis.com//frm48/hipnoterapi/trd2659/self_hipnosis_hypnosis_dan_cara_atasi_insomnia_praktis/main.html
http://www.news-medical.net/health/Insomnia-What-is-Insomnia-%28Indonesian%29.aspx
http://restisastra03.blogspot.com/2012/01/insomnia.html
Langganan:
Postingan (Atom)